Rabu, 15 Juni 2016

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN MANFAAT MEMPELAJARI KOMUNIKASI ISLAM

A.   Pendahuluan 
           Banyak orang berbicara tentang komunikasi dan mengaitkan kejadian baik dan buruk dengannya. Jika kita bertanya pada seseorang tentang faktor melejitnya karier orang tertentu dalam waktu relatif cepat, hampir bisa dipastikan bahwa diantara jawabannya adalah karena orang tersebut memiliki kecakapan dalam berkomunikasi. Jika ada dua mahasiswa tidak bertegur sapa, setiap bertemu dengan temannya selalu mengalihkan wajahnya dan membelakangi temannya. Pasti kita akan mengatakan bahwa hal itu terjadi karena kesalahan komunikasi. Kalau ada mahasiswa yang kuliah diluar negeri lalu tidak bisa menjalankan perkuliahan dengan baik, pasti yang dijadikan kambing hitamnya adalah komunikasi, karena dosennya menggunakan bahasa yang tidak familiar dengan bahasa yang dia pelajar. Bahkan kadang-kadang hubungan suami istri yang terbangun atas dasar cinta selama bertahun-tahun bisa hancur juga karena permasalahan komunikasi.
        Apa sebenarnya komunikasi sehingga seolah-olah semua permasalahan ujung-ujungnya dialamatkan kepada? Apakah ada perbedaan yang signifikan antara komunikasi yang ada dengan Komunikasi Islam? 
            Disini akan dibahas tentang definisi Komunikasi Islam, ruang lingkup kajiannya dan urgensi mempelajari Komunikasi Islam. 
 
B.   Definisi Komunikasi Islam
1. Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahassa Inggris communication. Diantara arti komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melallui sistem lambang-lamban, tanda-tanda, atau tingkah laku. Komunikasi juga diartikan sebagai cara untuk mengkomunikasikan ide dengan pihak lain, baik dengan berbincang-bincang, berpidato, menulis, maupun melakukan korespondensi.
Dalam bahasa Arab, komunikasi sering menggunakan istilah tawashul dan ittishal. Kalau merujuk kepada kata dasar “washala”  yang artinya sampai, “tawashul” artinya adalah proses yang dilakukan oleh dua pihak untuk saling bertukar informasi sehingga pesan yang disampaikan dipahami atau sampai kepada kedua belah pihak yang berkomunikasi. Jika komunikasi hanya terjadi dari satu arah tidak bisa dikatakan tawashul.  Adapun kata ittishal secara bahasa lebih menekankan pada aspek ketersambungan pesan, tidak harus terjadi komunikasi dua arah. Jika salah satu pihak menyampaikan pesan dan pesan itu sampai dan bersambung dengan pihak yang dimaksud, maka pada saat itu sudah terjadi komunikasi dalam istilah ittishal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Terjadi hubungan dan kontak antara dua orang atau lebih juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sudah disebut komunikasi.
Dr. Halah al-Jamal mengatakan bahwa komunikasi adalah upaya manusia untuk menampilkan hubungan yang terbaik dengan pencipta-Nya, dengan dirinya, dan dengan sesama manusia. Menurut definisi Halah, komunikasi adalah terbaik. Definisi ini lebih menekankan pada kualitas komunikasi dalam tiga bentuk, yaitu: komunikasi dengan Pencipta, komunikasi dengan diri sendiri, dan komunikasi dengan sesama manusia.
Menurut frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang kominikasi yang diberikan oleh beberapa ahli. Banyaknya definisi komunikassi yang disebutkan oleh Frank di atas mengisyaratkan rumitnya merumuskan makna komunikasi secara spesifik dan beragamnya aktivitas yang masuk ke dalam ruang lingkup komunikasi.
Dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja yang berjudul Pengantar ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Definisi tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Komunikassi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
2.        Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.
3.        Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?).
4.        Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
5.        Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
6.        Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
7.        Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.

                        Ketujuh definisi diatass memang cukup beragam dan saling melengkapi. Definisi pertama menjelaskan bahwa komunikassi dilakukan dalam bentuk kata-kata bertujuan untuk mempengaruhi dan membentuk perilaku orang. Definisi kedua melengkapi definisi pertama, bahwa komunikasi tidak hanya dalam bentuk kata tetapi juga gambar, angka, dan lain-lan sehingga yang disampaikan bisa lebih mewakili yanitu termasuk gagsan, emosi atau keahlian tanpa menyebutkan efek harus mempengaruhi atau membentuk karakter orang lain. Defini ketiga dari Lasswell melengkapi definisi komunikasi dengan menyebutkan komponen proses komunikasi. Pengertian keempat sampai ketujuh menjelaskan tentang manfaat komunikasi, yanitu berbagi informasi, mengurangi rasa tidak ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego, menghubungkan banyak orang, dan mempengaruhi orang lain.
                        Stewart L. Tubbs dalam bukunya Human Communication  merangkum arti komunikasi dengan mengatakan bahwa komunikasi secara luas didefinisikan sebagai “berbagi pengalaman”. Berbagi pengalaman artinya berbagi informasi tentang pengalaman yang didapat oleh masing-masing pihak yang berkomunikasi. Berbagi pengalaman diambil dari kata tawashul (saling tersambung) yang merupakan model komunikasi dua arah atau lebih. Selain berbagi pengalaman, komunikasi juga berarti membagi pengalaman. Membagi  pengalaman diambil dari kata ittishal yang merupakan salah satu model komunikasi satu arah. Selain membagi dan berbagi pengalaman, definisi komunikasi juga tidak boleh mengabaikan aspek pengaruh komunikasi saat proses dan sesudah proses berbagi pengalam berlangsung. Komunikassi juga membantu seseorang untuk bertindak lebih efektif. Orang yang membagikan pengalaman hidupnya kepada temannya bisa membuat temannya terpengaruh untuk mengikuti jejak temannya yang menceritakan.
                        Menurut Dr. Harjani Hefni, Lc., M.A. komunikasi adalah proses berbagi dan membagi pengalaman dengan tujuan saling mempengaruhi.

2. Definisi Islam
Kata Islam dalam buku al-Ta’rifat karya al-Jurjani diartikan sebagai kerendahan dan ketundukan terhadap apa yang dikabarkan oleh Rasullulah SAW. Makna Islam menurut al-Jurjani ini mengacu pada makna bahasa. Abdul Karim Zaidan dalam Ushul al-Dakwah memaparkan banyak sekali definisi tentang Islam. Di antara definisi Islam menurut beliau:
1.        Islam adalah bersyahadat bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji, sebagaimana yang terdapat dalam Hadis Jibril. Ketika Rasulullah ditanya Jibril tentang Islam beliau menjawab:

“Wahai Muhammad, kabarkan kepadaku apakah Islam itu? Rasulullah SAW menjawab: “Islam adalah engkau bersyahadat bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, engkau mendirikan shalat, engkau membayar zakat, engkau membayar zakat, engkau berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji jika mampu.”

Definisi pertama ini memotret Islam dari sisi amalan utama atau lima rukun utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang yang memeluk Islam. Karena pilar utama Islam adalah lima rukun di atas, maka Islam diidentikan dengan rukun Islam.

2.        Definisi kedua, Islam adalah kerendahan, penyerahan diri, dan ketundukan kepada Allah Robbul Alamin. Ketundukan ini disyaratkan harus dalam bentuk pilihan bukan karena terpaksa, yaitu ketundukkan kepada Allah di segala bidang. Definisi yang kedua ini mirip dengan definisi yang diberikan oleh al-Jurjani, yaitu definisi Islam dengan pendekatan bahasa. Ketika kata Islam dihubungkan dengan din yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT, maka definisi Islam adalah ketundukan atas dasar sukarela kepada Allah Robbul ‘Alamin. Bukti ketundukan itu terwujud pada kepatuhan terhadap syariat Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Islam dalam arti ketundukan dapat ditemukan dalam firman Allah:

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran : 19)
Definisi kedua ini memotret Islam dari akar katanya. Definisi ini penting diketahui untuk mengetahui roh dari ajaran Islam yang sebenarnya. Roh Islam adalah ketundukan kepada Allah dan apa yang diperintahkan Allah.

3.    Definisi ketiga, Islam adalah sistem umum dan peraturan lengkap dengan tentang urusan kehidupan, serta panduan meniti kehidupan, serta panduan meniti kehidupan dan segala konsekuensi dari penerimaan atau penolakan terhadap ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT.

Islam dalam definisi ini dipahami sebagai paket lengkap tentang segala urusan kehidupan dan konsekuensi menolak paket yang ada. Definisi ini menekankan bahwa orang yang menerima Islam secara parsial dan tidak lengkap sebenarnya belum berislam dengan sebenarnya. Definisi Islam seperti ini merupakan hasil dari pemahaman yang mendalam tentang firman Allah:
يَأَيُّهَاالَّذِينَءَامَنُواادخُلُوافِىالسِّلمِكَافَّةًوَلَاتَتَّبِعُواخُطُوَتِاالشَّيطَنِ،إِنَّهُولَكُمعَدُوٌّمُّبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)
4.    Definisi keempat, Islam adalah kumpulan seluruh nilai yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia, baik hukum akidah, akhlak, ibadah, muamalat, serta berita-berita yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Definisi ini mirip dengan definisi ketiga, tetapi definisi keempat ini menambahkan bahwa Islam tidak hanya menjelaskan tentang aturan kehidupan tetapi juga informasi-informasi atau berita-berita yang diperlukan dalam kehidupan manusia.
Definisi ketiga dan keempat tentang Islam bisa dipahami dari firman Allah :
اليَومَأَكمَلتُلَكُمدِينَكُموَأَتمَمتُعََلَيكُمنِعمَتِىوَرَضِيتُلَكُمُالإِسلَمَدِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah :3)
يَأَيُّهَاالرَّسُولُبَلِّغمَاأُنزِلَإِلَيكَمِنرَّبِّكَوَإِنلَّمتَفعَلفَمَابَلَّغتَرِسَالَتَهُوَاللهُيَعصِمُكِمِنَالنَّاسِإِنَّاللهَلَايِهدِىالقَومَالكَفِرِينَ

“Hai, Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya).” (QS. Al-Maidah 67)

5.        Definisi kelima, Islam adalah jawaban yang benar dan tepat untuk menjawab tiga pertanyaan prinsip yang selalu menyibukkan akal manusia dan selalu muncul dalam pikiran manusia sepanjang masa: dari mana kita berasal, untuk apa kita hadir dimuka bumi ini, dan kemana tempat kembali? Untuk pertanyaan pertama, dari mana manusia berasal, Islam menjawab bahwa manusia berasal dari Allah yang menciptakan manusia dari dua perpaduan utama yaitu jasad dan ruh. Jasad kita diciptakan dari tanah serta ruh berasal dari Allah SWT. Dua perpaduan ini membuat manusia memiliki dua kebutuhan yang harus dipenuhi, kebutuhan jasad dan kebutuhan ruh. Allah SWT berfirman:
الَّذِىأَحسَنَكُلَّشَىءٍخَقَهُوَبَرَأَخَلقَالإِنسَنِمِنطِينٍثُمَّجَعَلَنَسلَهُمِنسُلَلَةٍمِّنمَّاءٍمَّهِينٍثُمَّسَوَّهُوَنَفَخَفِيهِمِنرُّوحِهِوَجَعَلَلَكُمُالسَّمعَوالأَبصَرَوالأَفءِدَةَقَلِيلًمَّاتَشكُرُون
"Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian dia menyempurnakan dan meniup ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur." (QS. As-Sajadah : 7-9)
Tentang pertanyaan kedua, apa tujuan hidup manusia didunia ini, Islam menjawab bahwa tujuan utama hidup manusia dimuka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena tujuan utama hidup adalah ibadah, maka seluruh aktivitas manusia tidak boleh keluar dari tujuan utama tersebut. Allah SWT berfirman:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat : 56)
Adapun jawaban pertanyaan ketiga, kemana kita akan kembali, Islam menjawab bahwa setelah kehidupan dunia ada kehidupan abadi di akhirat, dan manusia akan menepati salah satu dari dua tempat yang disediakan untuk mereka, yaitu surga buat yang beriman dan beramal saleh selama didunia, dan neraka untuk yang kufur dan melanggar aturan-aturan Allah. Allah berfirman:
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, makan itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan." (QS. al-Jatsiyah : 15)
Definisi kelima ini memotret Islam dari hakikat manusia. Definisi ini juga sangat membantu kita untuk memahami bahwa ajaran Islam adalah benar-benar untuk manusia.
6.        Definisi keenam, Islam adalah roh yang sebenarnya bagi  manusia, cahaya dalam meniti jalan, obat segala penyakit, dan jalan yang lurus yang akan memberikan keselamatan bagi penggunanya. Untuk makna ini Allah SWT berfirman:
وَكَذالِكَأَوحَينَاإِلَيكَرُوحًامِّنأَمرِنَامَاكُنتَتَدرِىمَاالكِتَبُوَلَاالإِيمَنُوَلَكِنجَعَلنَهُنُورًانَّهدِىبِهِمَننَّشَاءُمِنعِبَادِنَاوَإِنَّكَلَتَهدِىإِلَصِرَطٍمُّستَقِيمٍصِرَطِاللهِالَّذِىلَهُمَافِىالسَّمَوَتِوَمَافِىالأَرضِأَلَآإِلَىاللهِتَصِيرُالأُمُورُ
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab (Al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Quran itu cahaya, yang Kami tujuki dengan siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan, sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan." (QS. Asy-Syuara: 53)
Setalah menjelaskan tentang beberapa definisi Islam, Abdul Karim Zaidan mengatakan definisi definisi diatas tidak ada yang salah dan semuanya saling melengkapi. Selanjutnya beliau sendiri memilih definisi pertama untuk makna Islam.
Menurut Dr. Harjani Hefni, Lc., M.A. Islam menurut bahasa secara umum artinya tunduk, menyerahkan diri kepada Allah, damai, serta selamat. Damai dan selamat adalah tujuan, sedangkan sarananya adalah tunduk dan menyerahkan diri dengan seluruh aturan Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan yang paling pokok diantaranya adalah rukun Islam.
Dengan makna bahasa seperti ini, kita bisa menangkap roh dari dinul Islam secara keseluruhan, yaitu kedamaian dan keselamatan. Jalan yang mengantarkan kepada kedamaian dan keselamatan itu adalah ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As-SunnahNabi Muhammad SAW.
Islam dalam arti kedamaian dan keselamatan inilah yang mewarnai seluruh dimensi ajaran Islam. Dengan semangat dan roh ini slogan Islam menebar rahmat bagi seluruh alam bukan sekedar slogan, tapi roh yang melekat dengan nama Islam itu sendiri.
3. Makna Komunikasi Islam
          Yang dimaksud dengan komunikasi Islam adalah komunikasi yang dibangun diatas prinsip-prinsip Islam yang memiliki roh kedamaian, keramahan, dan keselamatan.
            Berdasarkan informasi dari Al-Qur'an dan As-Sunnah ditemukan bahwa komunikasi Islam adalah komunikasi yang berupaya untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan Sang Pencipta, serta dengan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan, dan keselamatan buat diri dan lingkungan dengan cara tunduk dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.
            Tindakan apapun dalam komunikasi yang membuat hati seseorang menjadi rusak atau hati orang menjadi sakit atau luka bertentangan dengan roh komunikasi dalam Islam.

C. RUANG LINGKUP KAJIAN KOMUNIKASI ISLAM
            Objek kajian ilmu komunikasi Islam terdiri dari tiga paket kajian yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tiga paket kajian itu adalah komunikasi manusia dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan komunikasi manusia dengan yang lainnya. Tiga bentuk komunikasi ini merupakan warisan dari ajaran agama secara universal.
            Tiga bentuk komunikasi diatas tergambar dalam atsar dari Wahab bin Munabbih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal berikut ini:
"Dari Wahabbin Munabbih, beliau berkata: Tertulis dalam hikmah Dawud: "Sangat pantas bagi orang yang berakal untuk tidak lalai dari empat waktu dari siangnya: waktu untuk bermunajat kepada Tuhannya, waktu untuk mengevaluasi dirinya, waktu berkumpul dengan teman-teman yang bisa memberikan nasihat dan menunjukkan kekurangannya, dan waktu untuk santai yang halal dan baik.
            Riwayat diatas menegaskan bahwa tiga bentuk komunikasi yang terdapat dalam komunikasi Islam: Komunikasi dengan Tuhannya, komunikasi dengan dirinya sendiri, dan komunikasi dengan sesama manusia merupakan ajaran universal, bukan identik dengan Islam saja, karena Nabi Dawud a.s. juga sudah mengajarkan tiga bentuk komunikasi ini.

D. MANFAAT MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASI ISLAM
            Sebagai salah satu sisi dalam kehidupan manusia, aktivitas komunikasi itu dikatakan akademisi sebagai aktivitas vital dalam kehidupannya. Astrid Soesantomensinyalirnya sebagai aktivitas yang dilakukan manusia sebanyak 90% dalam kehidupannya sehari-hari. Cangara yang menyimpulkan penilaian dari banyak pakar mengatakan bahwa komunikasi adalah sebagai suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Menurut Scrham komunikasi dan masyarakat merupakan dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat, maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.
            Karena pentingnya komunikasi tersebut, Islam yang mengusung prinsip "kafah" atau komprehensif dalam ajarannya tidak membiarkan umat yang meyakini komunikasi tanpa perpaduan.
            Kehadiran ilmu komunikasi Islam bertujuan untuk membimbing kaum Muslimin secara khusus dan manusia secara umum mampu membangun komunikasi kepada Pencipta mereka, dengan diri sendiri, serta dengan sesama berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dengan perpaduan agama, maka komunikasi akan berjalan sesuai dengan alur yang ditentukan oleh Allah.
            Komunikasi yang terjalin dengan prinsip komunikasi Islam akan menghadirkan kedamaian dan keselamatan, baik untuk diri komunikan maupun untuk masyarakat secara umum. Jika umat Islam melakukan komunikasi dengan niat ikhlas untuk menjalin silaturahmi dan meningkatkan kualitas hubungan positif dengan sesama manusia, maka mereka tidak hanya mendapatkan keuntungan dunia, tetapi juga akan mendapatkan pahala akhirat.


Referensi
Dr. Harjani Hefni, Lc., M.A.2015. Komunikasi Islam. Prenadamedia Group:Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar