Banyak orang
berbicara tentang komunikasi dan mengaitkan kejadian baik dan buruk dengannya.
Jika kita bertanya pada seseorang tentang faktor melejitnya karier orang
tertentu dalam waktu relatif cepat, hampir bisa dipastikan bahwa diantara
jawabannya adalah karena orang tersebut memiliki kecakapan dalam berkomunikasi.
Jika ada dua mahasiswa tidak bertegur sapa, setiap bertemu dengan temannya
selalu mengalihkan wajahnya dan membelakangi temannya. Pasti kita akan
mengatakan bahwa hal itu terjadi karena kesalahan komunikasi. Kalau ada
mahasiswa yang kuliah diluar negeri lalu tidak bisa menjalankan perkuliahan
dengan baik, pasti yang dijadikan kambing hitamnya adalah komunikasi, karena
dosennya menggunakan bahasa yang tidak familiar dengan bahasa yang dia pelajar.
Bahkan kadang-kadang hubungan suami istri yang terbangun atas dasar cinta
selama bertahun-tahun bisa hancur juga karena permasalahan komunikasi.
Apa sebenarnya
komunikasi sehingga seolah-olah semua permasalahan ujung-ujungnya dialamatkan
kepada? Apakah ada perbedaan yang signifikan antara komunikasi yang ada dengan
Komunikasi Islam?
Disini akan
dibahas tentang definisi Komunikasi Islam, ruang lingkup kajiannya dan urgensi
mempelajari Komunikasi Islam.
B.
Definisi
Komunikasi Islam
1. Definisi Komunikasi
Istilah
komunikasi berasal dari bahassa Inggris communication. Diantara arti
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melallui
sistem lambang-lamban, tanda-tanda, atau tingkah laku. Komunikasi juga
diartikan sebagai cara untuk mengkomunikasikan ide dengan pihak lain, baik
dengan berbincang-bincang, berpidato, menulis, maupun melakukan korespondensi.
Dalam bahasa
Arab, komunikasi sering menggunakan istilah tawashul dan ittishal. Kalau
merujuk kepada kata dasar “washala” yang artinya sampai, “tawashul” artinya
adalah proses yang dilakukan oleh dua pihak untuk saling bertukar informasi
sehingga pesan yang disampaikan dipahami atau sampai kepada kedua belah pihak
yang berkomunikasi. Jika komunikasi hanya terjadi dari satu arah tidak bisa
dikatakan tawashul. Adapun kata ittishal
secara bahasa lebih menekankan pada aspek ketersambungan pesan, tidak harus
terjadi komunikasi dua arah. Jika salah satu pihak menyampaikan pesan dan pesan
itu sampai dan bersambung dengan pihak yang dimaksud, maka pada saat itu sudah
terjadi komunikasi dalam istilah ittishal.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Terjadi hubungan dan kontak antara dua orang atau lebih juga
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sudah disebut komunikasi.
Dr. Halah
al-Jamal mengatakan bahwa komunikasi adalah upaya manusia untuk menampilkan
hubungan yang terbaik dengan pencipta-Nya, dengan dirinya, dan dengan sesama
manusia. Menurut definisi Halah, komunikasi adalah terbaik. Definisi ini lebih
menekankan pada kualitas komunikasi dalam tiga bentuk, yaitu: komunikasi dengan
Pencipta, komunikasi dengan diri sendiri, dan komunikasi dengan sesama manusia.
Menurut frank
E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah
definisi tentang kominikasi yang diberikan oleh beberapa ahli. Banyaknya
definisi komunikassi yang disebutkan oleh Frank di atas mengisyaratkan rumitnya
merumuskan makna komunikasi secara spesifik dan beragamnya aktivitas yang masuk
ke dalam ruang lingkup komunikasi.
Dalam buku Sasa
Djuarsa Sendjaja yang berjudul Pengantar ilmu Komunikasi dijabarkan
tujuh definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian
komunikasi. Definisi tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Komunikassi
adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
2.
Komunikasi
adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain
melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka,
dan lain-lain.
3.
Komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan
saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (who? Says
what? In which channel? To whom? With what effect?).
4.
Komunikasi
adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang
(monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
5.
Komunikasi
timbul didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak
secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
6.
Komunikasi
adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam
kehidupan.
7.
Komunikasi
adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi
pikiran orang lainnya.
Ketujuh
definisi diatass memang cukup beragam dan saling melengkapi. Definisi pertama menjelaskan
bahwa komunikassi dilakukan dalam bentuk kata-kata bertujuan untuk mempengaruhi
dan membentuk perilaku orang. Definisi kedua melengkapi definisi pertama, bahwa
komunikasi tidak hanya dalam bentuk kata tetapi juga gambar, angka, dan
lain-lan sehingga yang disampaikan bisa lebih mewakili yanitu termasuk gagsan,
emosi atau keahlian tanpa menyebutkan efek harus mempengaruhi atau membentuk
karakter orang lain. Defini ketiga dari Lasswell melengkapi definisi komunikasi
dengan menyebutkan komponen proses komunikasi. Pengertian keempat sampai
ketujuh menjelaskan tentang manfaat komunikasi, yanitu berbagi informasi,
mengurangi rasa tidak ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan
atau memperkuat ego, menghubungkan banyak orang, dan mempengaruhi orang lain.
Stewart
L. Tubbs dalam bukunya Human Communication merangkum arti komunikasi dengan mengatakan
bahwa komunikasi secara luas didefinisikan sebagai “berbagi pengalaman”.
Berbagi pengalaman artinya berbagi informasi tentang pengalaman yang didapat
oleh masing-masing pihak yang berkomunikasi. Berbagi pengalaman diambil dari
kata tawashul (saling tersambung) yang merupakan model komunikasi dua
arah atau lebih. Selain berbagi pengalaman, komunikasi juga berarti membagi
pengalaman. Membagi pengalaman diambil
dari kata ittishal yang merupakan salah satu model komunikasi satu arah.
Selain membagi dan berbagi pengalaman, definisi komunikasi juga tidak boleh
mengabaikan aspek pengaruh komunikasi saat proses dan sesudah proses berbagi
pengalam berlangsung. Komunikassi juga membantu seseorang untuk bertindak lebih
efektif. Orang yang membagikan pengalaman hidupnya kepada temannya bisa membuat
temannya terpengaruh untuk mengikuti jejak temannya yang menceritakan.
Menurut
Dr. Harjani Hefni, Lc., M.A. komunikasi adalah proses berbagi dan membagi
pengalaman dengan tujuan saling mempengaruhi.
2. Definisi Islam
Kata Islam
dalam buku al-Ta’rifat karya al-Jurjani diartikan sebagai kerendahan dan
ketundukan terhadap apa yang dikabarkan oleh Rasullulah SAW. Makna Islam
menurut al-Jurjani ini mengacu pada makna bahasa. Abdul Karim Zaidan dalam Ushul
al-Dakwah memaparkan banyak sekali definisi tentang Islam. Di antara
definisi Islam menurut beliau:
1.
Islam adalah
bersyahadat bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan menunaikan ibadah
haji, sebagaimana yang terdapat dalam Hadis Jibril. Ketika Rasulullah ditanya
Jibril tentang Islam beliau menjawab:
“Wahai Muhammad, kabarkan kepadaku apakah Islam itu? Rasulullah SAW
menjawab: “Islam adalah engkau bersyahadat bahwa tiada ilah selain Allah dan
Muhammad adalah Rasulullah, engkau mendirikan shalat, engkau membayar zakat, engkau
membayar zakat, engkau berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji jika mampu.”
Definisi pertama ini memotret Islam dari sisi amalan utama atau
lima rukun utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang yang memeluk Islam.
Karena pilar utama Islam adalah lima rukun di atas, maka Islam diidentikan
dengan rukun Islam.
2.
Definisi kedua,
Islam adalah kerendahan, penyerahan diri, dan ketundukan kepada Allah Robbul
Alamin. Ketundukan ini disyaratkan harus dalam bentuk pilihan bukan karena
terpaksa, yaitu ketundukkan kepada Allah di segala bidang. Definisi yang kedua
ini mirip dengan definisi yang diberikan oleh al-Jurjani, yaitu definisi Islam
dengan pendekatan bahasa. Ketika kata Islam dihubungkan dengan din yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT, maka definisi Islam adalah
ketundukan atas dasar sukarela kepada Allah Robbul ‘Alamin. Bukti ketundukan
itu terwujud pada kepatuhan terhadap syariat Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW. Islam dalam arti ketundukan dapat ditemukan dalam firman Allah:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.”
(QS. Ali Imran : 19)
Definisi kedua ini memotret Islam dari akar katanya. Definisi ini
penting diketahui untuk mengetahui roh dari ajaran Islam yang sebenarnya. Roh
Islam adalah ketundukan kepada Allah dan apa yang diperintahkan Allah.
3.
Definisi
ketiga, Islam adalah sistem umum dan peraturan lengkap dengan tentang urusan
kehidupan, serta panduan meniti kehidupan, serta panduan meniti kehidupan dan
segala konsekuensi dari penerimaan atau penolakan terhadap ajaran yang dibawa
oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT.
Islam dalam definisi ini dipahami sebagai paket lengkap tentang
segala urusan kehidupan dan konsekuensi menolak paket yang ada. Definisi ini
menekankan bahwa orang yang menerima Islam secara parsial dan tidak lengkap
sebenarnya belum berislam dengan sebenarnya. Definisi Islam seperti ini
merupakan hasil dari pemahaman yang mendalam tentang firman Allah:
يَأَيُّهَاالَّذِينَءَامَنُواادخُلُوافِىالسِّلمِكَافَّةًوَلَاتَتَّبِعُواخُطُوَتِاالشَّيطَنِ،إِنَّهُولَكُمعَدُوٌّمُّبِينٌ
“Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata
bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)
4.
Definisi
keempat, Islam adalah kumpulan seluruh nilai yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia, baik hukum akidah,
akhlak, ibadah, muamalat, serta berita-berita yang disebutkan dalam Al-Qur'an
dan As-Sunnah. Definisi ini mirip dengan definisi ketiga, tetapi definisi
keempat ini menambahkan bahwa Islam tidak hanya menjelaskan tentang aturan
kehidupan tetapi juga informasi-informasi atau berita-berita yang diperlukan
dalam kehidupan manusia.
Definisi ketiga dan keempat tentang Islam bisa dipahami dari firman
Allah :
اليَومَأَكمَلتُلَكُمدِينَكُموَأَتمَمتُعََلَيكُمنِعمَتِىوَرَضِيتُلَكُمُالإِسلَمَدِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
(QS. Al-Maidah :3)
يَأَيُّهَاالرَّسُولُبَلِّغمَاأُنزِلَإِلَيكَمِنرَّبِّكَوَإِنلَّمتَفعَلفَمَابَلَّغتَرِسَالَتَهُوَاللهُيَعصِمُكِمِنَالنَّاسِإِنَّاللهَلَايِهدِىالقَومَالكَفِرِينَ
“Hai, Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya).” (QS. Al-Maidah 67)
5.
Definisi
kelima, Islam adalah jawaban yang benar dan tepat untuk menjawab tiga
pertanyaan prinsip yang selalu menyibukkan akal manusia dan selalu muncul dalam
pikiran manusia sepanjang masa: dari mana kita berasal, untuk apa kita hadir dimuka
bumi ini, dan kemana tempat kembali? Untuk pertanyaan pertama, dari mana
manusia berasal, Islam menjawab bahwa manusia berasal dari Allah yang
menciptakan manusia dari dua perpaduan utama yaitu jasad dan ruh. Jasad kita
diciptakan dari tanah serta ruh berasal dari Allah SWT. Dua perpaduan ini
membuat manusia memiliki dua kebutuhan yang harus dipenuhi, kebutuhan jasad dan
kebutuhan ruh. Allah SWT berfirman:
الَّذِىأَحسَنَكُلَّشَىءٍخَقَهُوَبَرَأَخَلقَالإِنسَنِمِنطِينٍثُمَّجَعَلَنَسلَهُمِنسُلَلَةٍمِّنمَّاءٍمَّهِينٍثُمَّسَوَّهُوَنَفَخَفِيهِمِنرُّوحِهِوَجَعَلَلَكُمُالسَّمعَوالأَبصَرَوالأَفءِدَةَقَلِيلًمَّاتَشكُرُون
"Yang
membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari
saripati air yang hina. Kemudian dia menyempurnakan dan meniup ke dalamnya ruh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati,
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur." (QS. As-Sajadah : 7-9)
Tentang
pertanyaan kedua, apa tujuan hidup manusia didunia ini, Islam menjawab bahwa
tujuan utama hidup manusia dimuka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah
SWT. Karena tujuan utama hidup adalah ibadah, maka seluruh aktivitas manusia
tidak boleh keluar dari tujuan utama tersebut. Allah SWT berfirman:
"Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Adz-Dzariyat : 56)
Adapun
jawaban pertanyaan ketiga, kemana kita akan kembali, Islam menjawab bahwa
setelah kehidupan dunia ada kehidupan abadi di akhirat, dan manusia akan
menepati salah satu dari dua tempat yang disediakan untuk mereka, yaitu surga
buat yang beriman dan beramal saleh selama didunia, dan neraka untuk yang kufur
dan melanggar aturan-aturan Allah. Allah berfirman:
"Barang
siapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, makan itu akan menimpa dirinya sendiri,
kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan." (QS. al-Jatsiyah : 15)
Definisi
kelima ini memotret Islam dari hakikat manusia. Definisi ini juga sangat
membantu kita untuk memahami bahwa ajaran Islam adalah benar-benar untuk
manusia.
6.
Definisi
keenam, Islam adalah roh yang sebenarnya bagi
manusia, cahaya dalam meniti jalan, obat segala penyakit, dan jalan yang
lurus yang akan memberikan keselamatan bagi penggunanya. Untuk makna ini Allah
SWT berfirman:
وَكَذالِكَأَوحَينَاإِلَيكَرُوحًامِّنأَمرِنَامَاكُنتَتَدرِىمَاالكِتَبُوَلَاالإِيمَنُوَلَكِنجَعَلنَهُنُورًانَّهدِىبِهِمَننَّشَاءُمِنعِبَادِنَاوَإِنَّكَلَتَهدِىإِلَصِرَطٍمُّستَقِيمٍصِرَطِاللهِالَّذِىلَهُمَافِىالسَّمَوَتِوَمَافِىالأَرضِأَلَآإِلَىاللهِتَصِيرُالأُمُورُ
"Dan
demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami.
Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab (Al-Quran) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Quran itu cahaya, yang
Kami tujuki dengan siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan,
sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu)
jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada di
bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan." (QS.
Asy-Syuara: 53)
Setalah
menjelaskan tentang beberapa definisi Islam, Abdul Karim Zaidan mengatakan
definisi definisi diatas tidak ada yang salah dan semuanya saling melengkapi.
Selanjutnya beliau sendiri memilih definisi pertama untuk makna Islam.
Menurut Dr.
Harjani Hefni, Lc., M.A. Islam menurut bahasa secara umum artinya tunduk,
menyerahkan diri kepada Allah, damai, serta selamat. Damai dan selamat adalah
tujuan, sedangkan sarananya adalah tunduk dan menyerahkan diri dengan seluruh
aturan Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan yang
paling pokok diantaranya adalah rukun Islam.
Dengan makna
bahasa seperti ini, kita bisa menangkap roh dari dinul Islam secara
keseluruhan, yaitu kedamaian dan keselamatan. Jalan yang mengantarkan kepada
kedamaian dan keselamatan itu adalah ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an
dan As-SunnahNabi Muhammad SAW.
Islam dalam
arti kedamaian dan keselamatan inilah yang mewarnai seluruh dimensi ajaran
Islam. Dengan semangat dan roh ini slogan Islam menebar rahmat bagi seluruh
alam bukan sekedar slogan, tapi roh yang melekat dengan nama Islam itu sendiri.
3. Makna Komunikasi Islam
Yang dimaksud
dengan komunikasi Islam adalah komunikasi yang dibangun diatas prinsip-prinsip
Islam yang memiliki roh kedamaian, keramahan, dan keselamatan.
Berdasarkan informasi dari Al-Qur'an
dan As-Sunnah ditemukan bahwa komunikasi Islam adalah komunikasi yang berupaya
untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan Sang Pencipta, serta
dengan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan, dan keselamatan buat
diri dan lingkungan dengan cara tunduk dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Tindakan apapun dalam komunikasi
yang membuat hati seseorang menjadi rusak atau hati orang menjadi sakit atau
luka bertentangan dengan roh komunikasi dalam Islam.
C. RUANG LINGKUP KAJIAN KOMUNIKASI ISLAM
Objek
kajian ilmu komunikasi Islam terdiri dari tiga paket kajian yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tiga paket kajian itu adalah
komunikasi manusia dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan
komunikasi manusia dengan yang lainnya. Tiga bentuk komunikasi ini merupakan
warisan dari ajaran agama secara universal.
Tiga bentuk komunikasi diatas
tergambar dalam atsar dari Wahab bin Munabbih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad
bin Hambal berikut ini:
"Dari
Wahabbin Munabbih, beliau berkata: Tertulis dalam hikmah Dawud: "Sangat
pantas bagi orang yang berakal untuk tidak lalai dari empat waktu dari
siangnya: waktu untuk bermunajat kepada Tuhannya, waktu untuk mengevaluasi
dirinya, waktu berkumpul dengan teman-teman yang bisa memberikan nasihat dan
menunjukkan kekurangannya, dan waktu untuk santai yang halal dan baik.
Riwayat diatas menegaskan bahwa tiga
bentuk komunikasi yang terdapat dalam komunikasi Islam: Komunikasi dengan
Tuhannya, komunikasi dengan dirinya sendiri, dan komunikasi dengan sesama
manusia merupakan ajaran universal, bukan identik dengan Islam saja, karena
Nabi Dawud a.s. juga sudah mengajarkan tiga bentuk komunikasi ini.
D. MANFAAT MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASI ISLAM
Sebagai
salah satu sisi dalam kehidupan manusia, aktivitas komunikasi itu dikatakan
akademisi sebagai aktivitas vital dalam kehidupannya. Astrid
Soesantomensinyalirnya sebagai aktivitas yang dilakukan manusia sebanyak 90%
dalam kehidupannya sehari-hari. Cangara yang menyimpulkan penilaian dari banyak
pakar mengatakan bahwa komunikasi adalah sebagai suatu kebutuhan yang sangat
fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Menurut Scrham komunikasi
dan masyarakat merupakan dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa
masyarakat, maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.
Karena pentingnya komunikasi
tersebut, Islam yang mengusung prinsip "kafah" atau komprehensif
dalam ajarannya tidak membiarkan umat yang meyakini komunikasi tanpa perpaduan.
Kehadiran ilmu komunikasi Islam
bertujuan untuk membimbing kaum Muslimin secara khusus dan manusia secara umum
mampu membangun komunikasi kepada Pencipta mereka, dengan diri sendiri, serta
dengan sesama berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dengan perpaduan agama, maka
komunikasi akan berjalan sesuai dengan alur yang ditentukan oleh Allah.
Komunikasi yang terjalin dengan
prinsip komunikasi Islam akan menghadirkan kedamaian dan keselamatan, baik
untuk diri komunikan maupun untuk masyarakat secara umum. Jika umat Islam
melakukan komunikasi dengan niat ikhlas untuk menjalin silaturahmi dan
meningkatkan kualitas hubungan positif dengan sesama manusia, maka mereka tidak
hanya mendapatkan keuntungan dunia, tetapi juga akan mendapatkan pahala
akhirat.
Referensi
Dr. Harjani Hefni, Lc., M.A.2015. Komunikasi Islam. Prenadamedia Group:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar